Tadi sore ada rumor dari twitter sman 15 sby saya tercinta. Ya, rumor itu berkata bahwa jika murid libels tidak masuk ponram (pondok ramadhan) akan di denda menulis tangan 1 juz. Setiap 1 hari tidak msuk maka akan di denda 1 juz. Sedangkan ponram berlangsung 3 hari. Jika tidak masuk selama tiga hari itu maka akan menulis 3 juz al-qur’an. 1 juz= (kurang lebih) 10 halaman, 3 juz maka....................hitung sendiri. Anda terkejut?. Ya saya juga. Saya, termasuk murid yang akan di denda tersebut. Apalagi saya sudah tidak masuk 2 hari ponram dan hari ini saya juga berencana untuk tidak masuk. Saya juga punya alasan mengapa saya tidak berniat untuk masuk.
#the show was..............”amazing”
Well, mungkin disini kata amazing itu kata ungkapan ya. Hampir di setiap ponram di libels isinya monoton seperti mendengarkan ceramah. Coba saya tanya kepada teman-teman saya apakah mereka akan mendengarkan ceramah tsb?. Pasti mereka akan menjawab “tidak”. We’re tennager gitu loh. Hal itu tak bisa dipungkiri bung. Saya saja mendengar “ceramah” dari ibu sudah bosan. Yah saya tau acara yg berbau islami rata2 diisi seperti ceramah. Tapi tolong, untuk tahun berikutnya kemaslah acara ponram itu seunik mungkin. Seperti diadakan lomba cerdas cermat islami antar kelas. Siapa bilang kalo puasa tidak bisa diadakannya lomba?. Kita harus bisa bung. Lumayanlah acara seperti itu pasti akan ditonton murid2. Adakanlah lomba yang berbau kelompok seperti itu. Pasti bakalan rame
#”hoamz ngantuk abez nich”
Selama 2 hari saya tidak masuk itu, saya sering buka2 twitter (tiap hari mah buka twitter lu! -_-). Dan timeline saya penuh dgn “jeritan” anak libels yg sedang ikut ponram. Ada yang bilang ngantuk lah, bosen lah, acara yang gak penting lah dsb. Bahkan ada yang menulis sudah menyiapkan baterei bb full + headset. Dasar anak muda =)). Penyebabnya yah lagi2 gara2 acara yg membosankan. Saya yang tidak ikut ponram saja udah merasakan bagaimana rasanya berada di situasi seperti itu ._.
Oke back to topic. Saya sudah sering mendengar gertakan seperti nilai agama yang bakal di kurangi jika tidak masuk ponram, disuruh menyumbang alat2 sholat jika tidak ikut sholat teraweh di skolah. Tapi gertakan kali ini nih yang bikin syok semua murid libels. Dan lagi2 gertakan itu di anggap enteng oleh murid libels. Saya tau maksut guru agama membuat gertakan sperti itu agar muridnya rajin ikut ponram dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH. Tapi setelah saya pikir2 lagi kok gak nyambung ya antara ponram dan mendekatkan diri kepada ALLAH?. Sebanyak apa pahala kita kan tidak di hitung dari seberapa rajin kita ikut ponram. Tuhan tidak mewajibkan kita ikut ponram kan?. Toh di rumah pun kita juga bisa bikin ponram sendiri kalau kita mau. Setiap habis sholat mbaca al-qur’an, rajin ke mushola, dengerin + liat ceramah lewat TV pun sudah bisa!. Yang paling bikin saya ketawa ngakak adalah gertakan nilai agama yang bakal dikurangi jika tdk ikut ponram. Saya dan murid libels mendapat gertakan ini saat ponram taun lalu. Bapak ibu guru agama saya, Agama itu tidak bisa dinilai dengan angka real seperti itu. Seberapa baik agama kita dilihat dari ibadah kita pak,bu. Hahahhaha gertakan yang lucu =))
Pesan untuk panitia ponram (SKI dan guru2 agama) taun mendatang:
Be creative guys. Masih ada banyak ide2 acara yang menarik untuk ponram sperti diadakan lomba2 antar kelas. Ceramah juga boleh kok ;) Cuma dengan kemasan yang lebih menarik dan interaktif seperti ceramah yang di lakukan oleh murid2 sndiri. Kan biasanya yg ceramah itu guru2 agama, nah skrng gantian dong sama murid2nya. Dan yang terakhir be open -minded buat guru2 agama. Pak atau bu, berpkirlah lebih ke anak-muda-an yahh. Bapak atau ibu kan sudah tidak tinggal di jaman dahulu lagi jadi bukalah sdikit pikiran anda untuk diisi hal2 yg new, fresh and cool B) jgn mau kalah dong sama murid2nya. Guru kan juga bisa jdi anak gaul hehehehe.
Sekian. Trims
Salam sangat sangat hangat
Zhafarina malaha
No comments:
Post a Comment